Rabu, 18 Januari 2017

Bab 13-Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis

TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS
Wafa Atika Warsono
27216576
IT-022234

Bismillahirrahmanirrahim...
          Penulisan ini dibuat oleh penulis dengan tujuan agar mahasiswa dapat membedakan tanggung jawab pengusaha dan etika bisnis terhadap masyarakat yang menjadi tanggung jawab sosial suatu bisnis. Penulisan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari Mata Kuliah Pengantar Bisnis (softskill). Materi yang akan dibahas dalam penulisan kali ini adalah mengenai TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS yang didalamnya terdapat 4 sub bahasan yaitu, benturan dengan kepentingan masyarakat, dorongan tanggung jawab sosial, etika bisnis, dan bentuk-bentuk tanggung jawab sosial suatu bisnis. Dengan adanya penulisan ini diharapkan para pembaca mampu mengetahui apa saja yang menjadi tanggung jawab sosial dari suatu bisnis untuk masyarakat yang berada disekitar bisnis tersebut maupun masyarakat daerah lain yang membutuhkan bantuan, serta diharapkan para pembaca dapat mengetahui apa saja yang menjadi etika bisnis yang dibangun. Metode penulisan yang dilakukan adalah dengan melakukan tinjauan dari berbagai macam web selain blog, dan wikipedia, melainkan menggunakan buku-buku lengkap dari sumber yang terpercaya.

          Tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan. Etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan dua permasalahan yang seringkali kurang diperhatikan oleh para pelaku bisnis.
          1. BENTURAN DENGAN KEPENTINGAN MASYARAKAT
          Proses produksi seringkali menyebabkan benturan kepentingan (masyarakat dengan perusahaan). Terjadi pada berbagai tingkat perusahaan (besar, menengah dengan perusahaan). Benturan ini terjadi kerap kali terjadi perusahaan menimbulkan polusi (udara, air, limbah, suara bahkan mental kejiwaan), hal-hal bersifat normatif dilanggar, ketertiban yang kurang dan berbagai hal lainnya.
          Klasifikasi aspek pendorong tanggung jawab sosial perusahaan dituntut untuk mengindahkan etika bisnis. Hal-hal pendorong dilaksanakannya etika bisnis :
    1. Dorongan dari pihak luar, dari lingkungan masyarakat. Kendala yang akan sering dihadapi adalah adanya biaya tambahan yang kadang cukup besar bagi si perusahaan.
     2. Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri, sisi humanisme pebisnis yang melibatkan rasa, karsa, dan karya yang ikut mendorong diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur.

          2. DORONGAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
          Klasifikasi masalah sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial pada sebuah bisnis sebagai berikut :
     1. Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan
      Prosedur administrasi serta jenjang kewenangan yang berbelit-belit sering menyebabkan tekanan batin bagi para pebisnis maupun pihak lain yang berhubungan. Manfaat penerapan manajemen orientasi kemanusiaan :
    $  Peningkatan moral kerja karyawan yang berakibat membaiknya semangat dan produktivitas kerja.
   $ Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta kondisi manajemen pertisipatif
   $ Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan baik.
    $  Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa percaya diri karyawan.
    $ Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan modal dasar bagi perkembangan selanjutnya dari karyawan.
     2. Ekologi dan Gerakan Pelestarian Lingkungan
     Ekologi yang menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan alam lingkungannya banyak dipengaruhi oleh proses produksi. Contohnya, maraknya penebangan hutan sebagai bahan dasar industri, perburuan kulit ular, dan penangkapan ikan dengan peledak.
     3. Penghematan Energi
    Pengurasan secara besar-besaran energi yang berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti batu bara, minyak, dan gas telah banyak terjadi. Kesadaran bahwa SDA tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong dilaksanakannya proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut, yang diantaranya adalah pemanfaatan tenaga surya, nuklir, angin, air serta laut.
     4. Partisipasi Pembangunan Bangsa
      Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat diperlukan. Karena dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah untuk menangani masalah pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenaga kerja yang ada.
     5. Gerakan Konsumerisme
       Awal perkembangannya tahun 1960-an di Negara Barat yang berhasil memberlakukan Undang-Undang perlindungan konsumen. Berikut adalah tujuan dari gerakan konsumerisasi :
   1. Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangan bisnis terhadap keluhan konsumen atas praktek bisnisnya.
   2.  Pelaksanaan strategi perikanan yang realistis dan mendidik serta tidak menyesatkan masyarakat.
   3.  Diselenggarakan panel-panel diskusi antara wakil konsumen dengan produsen.
   4.  Pelayanan purna jual yang lebih baik.
  5. Berjalannya proses Public Relation (PR) yang lebih menitikberatkan pada kepuasan konsumen daripada promosi semata.

          3. ETIKA BISNIS
          Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma, dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungn yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham dan masyarakat. Etika bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan, dan sikap yang profesional.
   1. Hubungan antara bisnis dengan konsumen : merupakan hubungan paling dasar dalam suatu bisnis, pergaulan antara konsumen dengan produsen dan paling banyak ditemui.
   2. Hubungan dengan karyawan : bentuk hubungan ini meliputi penerimaan, latihan, promosi, transfer, demosi maupun pemberhentian.
    3. Hubungan antar bisnis : merupakan hubungan yang terjadi diantara perusahaan.
   4. Hubungan dengan investor : pemberian informasi yang benar terhadap investor maupun calon investor merupakan bentuk hubungan ini.
   5. Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan : hubungan dengan lembaga keuangan terutama jawatan pajak merupakan hubungan yang bersifat financial, berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan.

          4. BENTUK-BENTUK TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS
          Penjabaran dari kepedulian sosial dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial bisnis. Sejalan dengan itu dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kepedulian sosial suatu bisnis maka semakin tinggi pula pelaksanaan praktek bisnis etik masyarakat. Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di Indonesia adalah :
   1. Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP)
   Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan di tuangkan dalam buku.
   2. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
     Penanganan ilmiah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi menjaga lingkungan.
   3. Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
   Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan dengan menggunakan alat-alat yang berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi, masker, sarung tangan, baju keselamatan, sepatu khusus, dll.
   4. Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
   Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik masyarakat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya yang berfungsi sebagai plasma.
   5. Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat
    Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah sebagai mitra kerja yang harus mereka bina.


KESIMPULAN
          Tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan. Proses produksi seringkali menyebabkan benturan kepentingan (masyarakat dengan perusahaan). Terjadi pada berbagai tingkat perusahaan (besar, menengah dengan perusahaan). Benturan ini terjadi kerap kali terjadi perusahaan menimbulkan polusi.
          Tanggung jawab sosial bisnis juga muncul karena adanya kalisifikasi masalah yang dialami oleh masyarakat. Sehingga mendorong rasa tanggung jawab pebisnis agar mampu bertanggung jawab dengan masyarakat sekitar dari hasil bisnis yang mereka bangun. Tanggung jawab sosial bisnis ini juga memiliki beberapa bentuk dan sistematisasi yang harus dipatuhi oleh seluruh pelaku bisnis.
            Pentingnya etika bisnis juga sangat diperlukan dalam melakukan kegiatan bisnis. Karena dalam etika bisnis ini mencakup beberapa hubungan-hubungan yang erat dan wajib dimiliki oleh para karyawan terutama pebisnis (manajer).


REFERENSI
http://www.e-jurnal.ukrimuniversity.ac.id/file/414.pdf (di akses tgl 18 Januari 2017, jam 12.30)
http://slideplayer.info/slide/2729798/ (di akses tgl 18 Januari 2017, jam 12.55)
https://sites.google.com/site/tanggungjawabsosialsuatubisnis/ (di akses tgl 18 Januari 2017, jam 15.17)

0 komentar:

Posting Komentar